Menghindari Wabah Muntaber
Pengasuh rubrik yang terhormat,Saya mendengar akhir-akhir ini timbul wabah muntaber yang banyak memakan korban terutama anak-anak. Kami sekeluarga tinggal di Bandung dan termasuk khawatir penyakit itu dapat sampai ke wilayah kami, terutama pada kedua anak kami yang masih berusia lima dan delapan tahun. Oleh karena itu melalui kesempatan ini saya ingin minta informasi tentang muntaber.
Terutama tentang penyebab wabah muntaber dan bagaimana menghindarinya. Mohon juga diberikan petunjuk bagaimana pertolongan pertama yang harus diberikan kepada penderita muntaber sebelum dibawa ke dokter. Maklum tempat tinggal kami agak jauh dari rumah sakit dan praktek dokter. Apa saja yang dapat menyebabkan muntaber bertambah parah bahkan dapat menyebabkan korban jiwa, terutama pada anak-anak ? Demikian pertanyaan saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Komalasari, Bandung
Jawab:
Ibu Komalasari yang terhormat,
Muntaber adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
Penyebab utama muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber.
Cara penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai dan air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan.
Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi. Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Oleh karena itu, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak.
Setelah terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang serupa. Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi. Kondisi penderita melemah sehingga akhirnya perlu dirawat di Rumah Sakit. Sering kali puluhan botol cairan infus perlu dihabiskan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang.
Kehilangan cairan tubuh yang cukup banyak sangat berbahaya, sebab semua reaksi kehidupan di dalam tubuh memerlukan cairan. Jika cairan tubuh berkurang, maka reaksi-reaksi kehidupan tersebut terancam terhenti. Ini yang menyebabkan mengapa penderita muntaber jika tidak segera ditolong dapat meninggal dunia. Bahaya kematian karena kekurangan cairan tubuh lebih tinggi risikonya terutama pada bayi dan balita. Memberikan larutan oralit atau larutan gula-garam adalah pertolongan pertama yang dapat Anda berikan apabila anak terlihat mengalami gejala muntaber.
Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula-garam. Ambil air masak satu gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.
Bila tidak segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, keselamatan jiwa anak atau penderita muntaber dapat terancam. Beberapa penderita kadang terlambat mendapat pertolongan dan akhirnya meninggal dunia. Penderita kadang harus dirawat inap di rumah sakit untuk mendapat penanganan khusus dan mengantisipasi kemungkinan kekurangan cairan atau dehidrasi.
Kebiasaan buang air besar di kali, pantai, sawah atau di sembarang tempat, memudahkan penularan kuman penyakit ini. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya membiasakan anak-anaknya untuk buang air besar di kakus, mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, serta minum air dan makan makanan yang sudah dimasak dengan benar. Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang muntaber daripada pada bayi yang disusui oleh ibunya. Tetaplah menyusui anak walaupun anak menderita muntaber.
Tekankan dan beri pengertian pada anak-anak agar mengonsumsi makanan dan minuman yang higienis. Belilah makanan jadi yang tidak diragukan kebersihannya. Mewaspadai kualitas dan kuantitas makanan yang terkontaminasi bakteri, serta selalu menjaga kebersihan lingkungan dapat mencegah Anda serta keluarga tertular penyakit ini. Demikian uraian kami, semoga bermanfaat bagi Anda, keluarga, dan kerabat. Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar