Kamis, 10 Januari 2013

bahaya aborsi



Ragam
WASPADA ONLINE

(Istimewa)
Seksolog dr Boyke Dian Nugraha mengingatkan agar para wanita mestinya menghindari menggugurkan kandungan (aborsi) karena sangat berdampak buruk bagi kesehatan diri sendiri.

"Kegiatan aborsi harus dihindari karena sangat beresiko tinggi bagi kesehatan, khususnya rusaknya rahim kandungan bagi wanita," kata Boyke Dian Nugraha.

Menurutnya, kegiatan aborsi biasanya dilakukan oleh seorang wanita hamil, baik yang sudah menikah maupun wanita hamil di luar nikah, dengan beragam alasan. Data yang ada menunjukkan rata-rata wanita melakukan kegiatan aborsi karena tidak ingin memiliki anak. Mereka khawatir kehadiran anak mengganggu karier.

"Alasan seperti ini sekitar 75 persen dari total yang melakukan aborsi di Indonesia, baik yang sudah menikah maupun hamil di luar nikah," ujarnya.

Alasan lain melakukan aborsi karena faktor ekonomi akibat terbentur biaya untuk merawat anak. Jumlah tersebut sekitar 66 persen. Jumlah aborsi tanpa ayah sekitar 50 persen.

Dari sekian kegiatan aborsi selama ini, ungkap Boyke, rata-rata adalah wanita yang hamil di luar nikah. Sedangkan, selebihnya aib keluarga dan wanita yang telah banyak anak.

"Berdasarkan hasil penelitian terungkap rata-rata praktek aborsi karena tidak memahami apa resiko dari kegiatan melakukan pengguguran itu sendiri," terangnya.

Karena itu, kata dia, para wanita harus mampu memahami apa dampak atau resiko yang ditimbulkan apabila melakukan aborsi. "Aborsi yang paling berbahaya apabila dilakukan secara tradisional atau melalui jalur dukun. Itu paling banyak menimbulkan kematian bagi remaja hamil," tuturnya.

Dia mengatakan, ada dua cara yang ditempuh oleh remaja hamil melakukan aborsi yakni dengan cara sendiri dengan memakan obat-obatan yang membahayakan janin. Cara lain aborsi, kata dia, melalui bantuan orang lain, baik dokter, bidan, dukun untuk mengeluarkan janin yang sudah terlanjur membesar.

Kegiatan aborsi dilarang dalam agama karena melakukan pembunuhan kepada manusia yang ada dalam rahim. "Praktek aborsi melalui bidan atau dokter dilakukan dengan cara sadis karena harus membunuh bayi dalam kandungan, lalu dibuang," jelasnya. "Kegiatan sadis dengan cara membunuh bayi itu dilarang. Makanya, jangan melakukan aborsi karena mendapat dosa yang besar karena telah melakukan pembunuhan dan merusak kesehatan diri bagi pelaku aborsi," tambahnya.

Aborsi yang dilakukan oleh dukun sangat berbahaya karena wanita hamil akan diberikan ramuan obat tradisional lalu kemudian mengurut perut untuk mengeleuarkan secara paksa janin dalam kandungan.

"Cara seperti ini sangat berbahaya karena belum tentu membuahkan hasil maksimal dan bahkan resiko buruk karena akan membuat cacat pada janin dan membuat trauma hebat bagi ibu yang melakukan aborsi," ujarnya.

1 komentar: