Kamis, 10 Januari 2013

penanganan gigitan hewan

BAGAIMANAKAH PROSEDUR TINDAKAN YANG TEPAT UNTUK MENANGANI LUKA AKIBAT GIGITAN?

BAGAIMANAKAH PROSEDUR TINDAKAN YANG TEPAT UNTUK MENANGANI LUKA 
AKIBAT GIGITAN? Luka akibat Gigitan
Semua luka yang disebabkan oleh gigitan menyebabkan bakteri masuk ke dalam luka di mana hal ini merupakan faktor predisposisi timbulnya infeksi. Luka tersebut rawan untuk timbulnya tetanus sehingga pasien kemungkinan memerlukan profilkasis untuk infeksi virus seperti hepatitis atau rabies. Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan luka gigitan adalah: keadaan di sekitar gigitan, sumber gigitan, tanda-tanda infeksi, jumlah gigitan dan tipe luka, lokasi dan kedalaman; menilai kerusakan yang melibatkan tulang, otot, tendon, dan saraf; serta lakukan irigasi dan debridemen luka untuk meminimalkan kontaminasi bakteri.

Gigitan Anjing
Luka karena gigitan anjing timbul karena tindakan bermain, menggoda, atau memasuki wilayah anjing. Serangan anjing terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Kerusakan jaringan akibat gigitan anjing bergantung pada ukuran dan keadaan umum hewan. Luka bisa terdiri atas banyak lubang yang disebabkan oleh gigi binatang atau kehilangan jaringan (avulsi) akibat terkoyaknya bagian tubuh.
Tingkat infeksi akibat gigitan anjing pada pasien yang tidak mendapatkan terapi antibiotik adalah sebesar 16%. Patogen yang terdapat pada air liur anjing mencakup S.aureus dan Pasteurella multicoda. Jika ditemukan adanya infeksi, maka perlu untuk dilakukan kultur luka dan mulai diberikan terapi antibiotik. Infeksi progresif dan sepsis memerlukan terapi infus antibiotik, hospitalisasi, dan pada beberapa kasus perlu dilakukan operasi debridemen.

Gigitan Kucing
Luka akibat gigitan kucing disebabkan oleh gigi taring yang tajam dan lebih sering menimbulkan luka tusuk daripada luka lecet. Infeksi yang terjadi sering diakibatkan oleh Pasteurella multicoda. Pada luka terjadi proses pembengkakan di sekitar gigitan dan kondisi pasien mengalami progresifitas yang cepat. Terapi profilaksis disarankan untuk luka gigitan di tangan. Tangan dan luka dibiarkan terbuka kecuali luka pada wajah.

Profilaksis Rabies
Rabies sering disebabkan oleh gigitan hewan yang mengalami infeksi. Secara teori, setiap mamalia merupakan carrier rabies, misalnya: kelelawar, anjing liar, rubah, dan lain-lain. Herbivora seperti tikus juga menularkan penyakit. Gigitan hewan yang telah divaksinasi dapat diobservasi selama dua minggu. Jika binatang tersebut meninggal dalam waktu dua minggu, maka dilakukan otopsi otak untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi rabies dan segera diberikan profilaksis jika terdeteksi penyakit rabies. Rabies memiliki masa inkubasi minimum dua minggu di mana virus bermigrasi di sepanjang saraf menuju otak. Profilaksis rabies harus diberikan sebelum gejala dimulai karena penyakit ini berakibat fatal pada manusia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar